Pril, ikrar, terowongan menulis ini sembari ketawa sendiri. Lu mengerti tak, lu tuh seperti Scatter di lilitan slot terbaru —nggak nongol masing- masing hari, tetapi cocok timbul, buat dag- dig- dug serupa batin aduk campur. Betul elah, terowongan tidak dapat kurang ingat lu, Pril. Lu itu seperti adegan drama Korea, kian diinget kian sulit move on.
Lu inget tidak dahulu kita kerap nangkring di gerai Indomie tengah malem? Lu pesen Indomie kuah tetapi memohon kuahnya sedikit, lalu terowongan yang wajib bilang ke kakak gerai sembari khawatir diketawain. Abang, kuahnya janganlah banyak- banyak, seperti perasaan terowongan ke mantan, terowongan bilang gitu, serta lu ngakak sampe mie- nya nguap seluruh.
Ataupun durasi kita bermain bowling, lu ngelempar bolanya ke arah balik? Terowongan sedang inget wajah bapak- bapak di balik yang terkejut seolah habis kena prank. Tetapi lu, bukannya memohon maaf, justru bilang, Itu bolanya salah mengerti, bukan salah saya. Lu tuh memang senang buat terowongan kesel tetapi ngakak di dikala yang serupa.
Tetapi betul, Pril, hidup tidak selamanya penuh ketawa, betul. Terdapat pula momen di mana terowongan siuman kita jalur di rute yang beda. Lu padat jadwal jadi bintang film populer, shooting drama ini- itu, lalu terowongan? Terowongan hanya padat jadwal ngecek pemberitahuan HP yang nyatanya hanya promo korting laundry. Dari sana, terowongan ngerti, lu tuh udah di aliansi beda, Pril. Terowongan seperti pemeran futsal desa, sedangkan lu bermain di stadion global.
Terowongan tidak marah, kenapa. Terowongan justru besar hati. Lu berhasil amat sangat saat ini, serta itu buat terowongan senyum sendiri masing- masing kali liat lu di Televisi. Tetapi jujur aja, Scatter ingatan pertanyaan lu sedang kerap timbul. Seperti durasi terowongan liat es krim cokelat di minimarket, terowongan keinget lu yang senantiasa ambil topping terowongan. Saya hanya nyoba, kenapa, tuturnya, sementara itu toppingnya abis seluruh.
Lu ketahui tidak, Pril? Lu tuh ngajarin terowongan perihal berarti: hidup itu wajib dinikmati, seperti makan popcorn cocok nonton bioskop. Lu ngajarin terowongan untuk tidak sangat sungguh- sungguh ngadepin hidup, untuk lebih banyak ketawa, walaupun kadangkala ketawanya sebab kebegoan sendiri.
Saat ini, terowongan hanya ingin bilang, makasih, Pril. Makasih untuk seluruh momen yang kita memiliki. Terowongan ketahui kita tidak akan balik lagi, tetapi tidak apa- apa. Scatter ingatan lu akan lalu muter di kepala terowongan, bukan untuk buat terowongan bimbang, tetapi untuk buat terowongan senyum kecil masing- masing kali inget alangkah lucunya kita dahulu.
Senantiasa senang betul, Pril. Senantiasa jadi lu yang riang scatter hitam pragmatic, yang dapat buat satu ruangan ketawa hanya dari satu candaan uang kecil. Terowongan doain yang terbaik untuk lu. Serta kalau sesuatu hari esok kita bertemu lagi, terowongan minta kita dapat ngobrol sembari ketawa tanpa rasa aneh.
Oh, serta satu lagi: kalau makan Indomie, kuahnya janganlah kurang ingat memohon banyak. Itu kan yang buat lezat, Pril!